Minggu
17 November
1. PENANGKAL RACUN
a. Ketika kita dibombardir oleh kebiasaan berbicara dari orang-orang yang berpikiran-jahat, apa pesan Tuhan pada kita, bahkan ditengah-tengah ini semua? Yakobus 3:7, 8; Ibrani 10:38.
“[Brother J] dikasihani oleh para malaikat surgawi, karena dia dikelilingi dengan kegelapan. Telinganya mendengarkan kata-kata tak percaya dan kegelapan hampir terus-menerus. Dia punya keraguan dan banyak pertanyaan terus dilemparkan di hadapannya. Lidah adalah dunia kejahatan. ‘Lidah tak bisa manusia jinakkan; ia jahat tak terkendali, penuh racun mematikan.’ Jika Saudara J mau berpaut pada Tuhan lebih teguh dan merasa bahwa dia harus memelihara kejujurannya di hadapan Tuhan bahkan dengan ongkos hidup alaminya, dia akan menerima kekuatan dari atas. Jika dia membiarkan imannya dipengaruhi oleh kegelapan dan tak percaya yang mengelilinginya—keraguan dan pertanyaan dan banyak bicara—dia akan segera menjadi semua kegelapan dan keraguan dan tak percaya, dan tak akan punya terang atau kekuatan dalam kebenaran.
“Dia tak perlu berpikir bahwa oleh berupaya berkompromi dengan teman-temannya, yang sakit hati menentang iman kita, dia akan membuat ini lebih gampang bagi dirinya sendiri. Jika dia berdiri dengan maksud tunggal untuk menuruti Tuhan pada ongkos berapapun dia akan punya pertolongan dan kekuatan. Tuhan mengasihi dan berbelas kasihan pada Saudara J. Dia tahu tiap kesukaran, tiap patah semangat, tiap perkataan pahit. Dia kenal baik dengan itu semua. Jika dia mau menyingkirkan tak percayanya dan berdiri dalam Tuhan tak tergoyahkan, imannya akan dikuatkan oleh latihan.”—Testimonies for the Church, vol. 4, pp. 236, 237. 41
Senin
18 November
2. SUATU PERSOALAN SERIUS
a. Apa yang tertulis mengenai pembicaraan yang menipu dan menghasut—dan mengapa kita mesti berdoa untuk menang dalam segi kehidupan ini? Mazmur 5:8–10.
“Berbicara adalah salah satu pemberian besar dari Tuhan pada manusia. Lidah adalah anggota kecil, tapi lidah bisa merangkai kata-kata, ia menjadi vocal karena suara, lidah punya kuasa besar. Tuhan menyatakan, ‘Lidah tak bisa manusia jinakkan.’ Bangsa melawan bangsa karena lidah, dan ia telah menyebabkan peperangan dan pertumpahan darah. Kata-kata telah menyalakan api yang sulit dipadamkan. Kata-kata juga telah membawa sukacita dan gembira pada banyak jiwa. Dan ketika kata-kata diucapkan karena Tuhan berfirman, ‘Katakan pada mereka FirmanKu,’ firmanNya sering bisa menyebabkan penyesalan untuk pertobatan.
“Talenta berbicara membawa besertanya tanggung jawab yang besar. Ia perlu dijaga secara hati-hati; karena ia adalah kuasa dahsyat untuk kejahatan juga untuk kebaikan.”—The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 3, p. 1142.
“Ketika digoda untuk tidak mengekang anggota tubuh yang sukar dikendalikan ini, oh! Ingatlah bahwa malaikat pencatat sedang mencatat tiap kata. Semua tertulis dalam kitab, dan, kecuali dibersihkan oleh darah Kristus, kamu mesti menghadapinya kembali. Kamu sekarang punya catatan bernoda di surga. Pertobatan tulus di hadapan Tuhan akan diterima. Ketika akan berbicara secara bernafsu, tutuplah mulutmu. Jangan ucapkan sepatah kata pun.”—Testimonies for the Church, vol. 2, p. 82.
b. Terangkan bagaimana kata-kata kita hanyalah aliran dari apa yang kita pikirkan dan siapa kita. Yeremia 17:9; Matius 12:33–37; 14:6–8.
“Arah percakapan menyatakan isi hati. Percakapan biasa, murahan, kata-kata pujian menjilat, gurauan bodoh, yang diucapkan untuk menciptakan ketawa, adalah cendera mata dari Setan, dan semua yang bermanja dalam pembicaraan ini sedang berdagang barangnya. Kesan-kesan dibuat pada mereka yang mendengarkan hal-hal ini yang sama dengan yang dibuat pada Herodes ketika putri Herodias menari di hadapannya. Semua transaksi ini dicatat di buku-buku di surga; dan pada hari terakhir mereka akan muncul dalam terang sebenarnya di hadapan orang-orang yang bersalah. Kemudian semua akan memahami dalamnya pekerjaan memikat, menipu dari setan, untuk memimpin mereka ke jalan lebar dan pintu luas yang terbuka untuk kebinasaan mereka.”—Testimonies to Ministers, pp. 84, 85. 42
Selasa
19 November
3. SEGENAP HATI DIBUTUHKAN
a. Kenapa kita harus mengharapkan pembicaraan yang konsisten dari para pemercaya pada kebenaran masa kini? Yakobus 3:9, 10. Apa peringatan yang diberikan jika kita gagal dalam point ini?
“Jika kamu menghargai kebiasaan kesan bahwa Tuhan melihat dan mendengar semua yang kamu lakukan dan katakan, dan memegang catatan yang setia atas semua perkataan dan tindakanmu, dan bahwa kamu mesti menghadapi itu semua, maka dalam semua yang kamu lakukan dan katakan kamu akan berupaya mengikuti arahan hati nurani yang yang tercerahkan dan penuh kesadaran. Lidahmu akan dipakai untuk kemuliaan Tuhan dan akan menjadi sumber berkat bagi dirimu sendiri dan bagi orang-orang lain. Tapi jika kamu berpisah dari Tuhan, seperti kamu sekarang, hati-hati agar lidahmu tak akan terbukti menjadi dunia kejahatan dan membawa hukuman mengerikan padamu; karena jiwa-jiwa akan hilang karena kamu.”—Testimonies for the Church, vol. 4, p. 244.
b. Apa doa yang bisa menolong kita untuk berpikir dan berbicara secara lebih konsisten? Mazmur 86:11.
“Jika si penerima pengetahuan Alkitab tidak membuat perubahan dalam kebiasaannya atau praktek-prakteknya supaya sepadan dengan terang kebenaran, jadi apa? Roh terus berperang melawan daging, dan daging melawan roh; dan salah satunya mesti menang. Jika kebenaran menyucikan jiwa, dosa dibenci dan dihindari, karena Kristus diterima sebagai tamu terhormat. Tapi Kristus tak bisa mendatangi hati yang mendua; dosa dan Yesus tak pernah bekerjasama.”—Testimonies to Ministers, p. 160.
“Berjaga dan berdoa selalu. Dedikasikan hidupmu secara tanpa cadangan kepada Tuhan, dan ini kemudian akan menjadi tak sulit untuk melayani Dia. Kamu punya hati terbagi-bagi. Inilah alasan kegelapan itu, alih-alih terang, yang melingkarimu. Pesan rahmat terakhir sekarang sedang pergi maju. Ia adalah tanda dari panjang sabar dan belas kasihan Tuhan. Datanglah, adalah undangan yang sekarang diberikan. Datanglah, karena segala sesuatu sekarang siap. Inilah panggilan rahmat terakhir. Kemudian akan datang pembalasan dari Tuhan yang murka.”—Testimonies for the Church, vol. 2, p. 225.
“Adalah kaum pria dan wanita yang sepenuh hati, tegas seluruhnya yang akan berdiri sekarang. Kristus menampi para pengikutNya berulang-ulang, sampai pada suatu waktu hanya tersisa sebelas murid dan beberapa perempuan yang setia untuk meletakkan pondasi gereja Kristen. Ada mereka yang akan mundur ketika beban-beban akan dipikul; tapi ketika gereja semuanya bersinar, mereka menangkap antusias, menyanyi dan bersorak, dan menjadi meriah; tapi perhatikan mereka ketika semangat padam, hanya sedikit Kaleb yang setia yang akan datang ke depan dan menunjukkan prinsip yang tak goyah. Orang-orang ini adalah garam yang mempertahankan rasanya.”—Ibid.,vol.5,p.130.
Rabu
20 November
4. AIR DARI SUMBER MURNI
a. Apa prinsip yang menyatakan bahwa hanyalah hati yang dibaharui oleh kasih karunia Tuhan yang bisa menghasilkan tindakan-tindakan yang konsisten? Yakobus 3:11, 12. Berikan beberapa contoh praktis.
“Kerapihan dan ketertiban dalam berpakaian, dan kebersihan di seluruh tempat tinggal, harus dipelihara secara ketat oleh para pemelihara Sabat, yang dilihat sebagai orang asing, dan diperhatikan kesalahan-kesalahan mereka. Pengaruh mereka harus suci. Kebenaran-kebenaran suci yang kita akui tak akan pernah memerosotkan para penerima, dan membuat mereka jadi kasar dan buruk, lalai pada pribadi mereka, dan tak rapih di rumah mereka. Jika si penerima punya kebiasaan-kebiasaan yang kendor, kebenaran mengangkat dia, dan mengerjakan padanya satu pembaruan menyeluruh. Kecuali kebenaran punya efek ini, si individu tidak merasakan kuasanya yang menyelamatkan. Pakaian yang sembarangan dan tak rapih bukanlah tanda rendah hati. Di sini sebagian orang menipu diri mereka sendiri. Kehidupan, tindakan, kata-kata, akan mengatakan apakah orang memiliki kerendahan hati sejati, dan pakaian akan sepadan dengan buah-buah yang dinyatakan. Sumber air yang murni tak dapat [mengirimkan] air yang manis dan pahit. Bersihkan sumber airnya dan aliran air akan menjadi murni. Rumah Tuhan sering dinajiskan oleh anak-anak para pemelihara Sabat. Orang tua mereka membiarkan anak-anak berlarian di rumahNya, bermain, berbicara, menarik perhatian jemaat, dan menyatakan sifat mereka yang jahat justru di pertemuan di mana mereka berkumpul untuk menyembah Tuhan. Saya telah melihat bahwa dalam kumpulan orang kudus satu ketenangan suci harus bertahta. Ini tak menyenangkan Tuhan. Jika para orang tua tak punya pengaturan, dan tak bisa mengendalikan anak-anak mereka dalam pertemuan ibadah, Tuhan akan lebih senang bagi mereka untuk tinggal di rumah dengan anak-anak mereka yang tak terkendali. Mereka lebih baik menderita kehilangan pertemuan, daripada banyak orang di gereja terganggu, dan pertemuan mereka dicemari. Jika para orang tua membiarkan anak-anak mereka tak terkendalikan, tak ditaklukkan di rumah, mereka tak bisa biarkan anak-anak mereka sesukanya dalam pertemuan ibadah. Siapa akan menjadi para penderita dalam kasus ini? Tentu, para orang tua. Mereka tak boleh merasa menderita jika orang-orang lain tak ingin damai sejahtera mereka terganggu ketika mereka bertemu untuk menyembah Tuhan.
“Para orang tua, kamu mesti menjadi para penderita dalam soal ini, dan ini bisa memimpinmu untuk melihat dan memenuhi kewajiban yang kamu lalaikan. Jika kamu membawa anak-anakmu ke rumah Tuhan, mereka harus dibuat mengerti bahwa mereka berada dimana Tuhan berjumpa dengan umatNya. Tak ada aturan itu yang dipelihara di antara para pemelihara Sabat dalam hal ini yang ada di gereja-gereja nominal (cuma nama saja). Para orang tua, kamu punya pekerjaan untuk dilakukan. Taklukkan anak-anakmu di rumah, dan kemudian kamu bisa atur mereka di rumah Tuhan.”—Spiritual Gifts, vol. 2, pp. 288, 289. 44
Kamis
21 November
5. HIKMAT DAN DIANUGERAHI DENGAN PENGETAHUAN
a. Kenapa masing-masing kita perlu memeriksa sikap kita sendiri dari dalam ke luar—dalam hati, perkataan, dan tindakan? 2 Korintus 13:5.
“ ‘Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu berada dalam iman; buktikanlah dirimu sendiri’ (2 Korintus 13:5). Dengan teliti kritiklah sifat, watak, pemikiran, kata-kata, kecenderungan, tujuan, dan perbuatan. Bagaimana kita bisa bertanya secara cerdas bagi hal-hal yang kita perlukan kecuali kita buktikan oleh Alkitab kondisi kesehatan rohani kita?”—Selected Messages, bk. 1, p. 89.
“Saudara-saudariku, bagaimana kamu sedang memakai karunia berbicara? Apa kamu sudah belajar mengendalikan lidah sehingga ia akan selalu menuruti arahan dari hati nurani yang diterangi dan kecintaan suci? Apakah percakapanmu bebas dari kesembronoan, kesombongan dan kebencian, penipuan dan tak suci? Apakah kamu tanpa noda di hadapan Tuhan? Kata-kata menyebarkan kuasa yang berbicara. Setan akan, jika memungkinkan, pakai lidah aktif dalam pelayanannya. Dari dirimu sendiri kamu tak bisa mengendalikan anggota tubuh ini yang sulit dikendalikan. Kasih karunia ilahi adalah satu-satunya harapan kita.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 175.
“Dia yang menempatkan dirinya secara tanpa cadangan di bawah bimbingan Roh Tuhan, akan menemukan bahwa pikirannya meluas dan berkembang. Dia memperoleh pendidikan dalam pelayanan Tuhan yang tidak sepihak dan kurang, mengembangkan karakter sepihak, tapi satu pendidikan yang menghasilkan karakter yang simetris dan komplit. Kelemahan-kelemahan yang telah dinyatakan dalam kehendak yang naik turun dan tak berdaya, dikalahkan, karena pengabdian dan kesalehan terus membawa manusia dalam hubungan demikian erat dengan Kristus sehingga dia punya pikiran Kristus. Dia satu dengan Kristus, punya kesehatan dan kekuatan prinsip. Pemahamannya jelas, dan dia menyatakan hikmat yang datang dari Tuhan.”—Selected Messages, bk. 1, p. 338.
Jumat
22 November
PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI
1. Bagaimana saya harus menanggapi ketika menghadapi percakapan yang beracun?
2. Ketika orang-orang berkata-kata, itu sebenarnya menyatakan apakah mengenai mereka?
3. Jelaskan peperangan yang berkobar dalam pikiran manusia, dan bagaimana itu bisa dimenangkan.
4. Apa kebiasaan-kebiasaan/kecondongan-kecondongan saya yang bisa memantulkan air-air kotor/tercemar dalam batin saya?
5. Bagaimana dan mengapa cara berbicara saya harus berubah?