Minggu
6 Oktober
1. MEMOHON BAGI HIKMAT
a. Mengapa kita benar-benar perlu lebih dari hikmat manusia dalam hidup ini, dan bagaimana itu bisa datang pada kita? Yakobus 1:5.
“Kita perlu punya jauh lebih banyak kurang percaya pada apa yang manusia bisa lakukan dan jauh lebih banyak percaya pada apa yang Tuhan bisa lakukan bagi setiap jiwa yang terus percaya. Dia rindu kamu menjangkauNya oleh iman. Dia rindu kamu mengharapkan hal-hal besar dari Dia.”—Christ’s Object Lessons, p. 146.
“Hanya mendengarkan khotbah Sabat demi Sabat, membaca Alkitab berulang-ulang, atau penjelasan ayat-ayat Alkitab, tidak akan menguntungkan kita atau mereka yang mendengarkan kita, kecuali kita membawa kebenaran-kebenaran Alkitab ke dalam pengalaman pribadi kita. Pengertian, kehendak, kecintaan, mesti diserahkan kepada kendali firman Tuhan. Kemudian melalui pekerjaan Roh Kudus petunjuk-petunjuk dari firman akan menjadi prinsip-prinsip kehidupan.
“Sementara kamu meminta Tuhan untuk menolong kamu, hormatilah Juruselamatmu dengan terus percaya bahwa kamu menerima berkatNya. Semua kuasa, semua hikmat, ada atas perintahmu. Kita hanya harus meminta.”—The Ministry of Healing, p. 514. 10
Senin
7 Oktober
2. DIKUATKAN OLEH PERCAYA
a. Bagaimana kita akan diuntungkan jika kita menganggap hikmat dari Tuhan sebagai jauh lebih unggul dari hikmat kita sendiri, bahkan dalam hal-hal biasa dalam hidup ini? Amsal 3:3–8.
“ ‘Jika ada di antara kamu yang kekurangan hikmat, biarlah dia meminta dari Tuhan, yang memberi kepada semua orang secara murah hati, dan tidak membangkit-bangkit; dan hikmat akan diberikan kepadanya.’ Janji demikian lebih bernilai daripada emas atau perak. Jika dengan rendah hati kamu mencari bimbingan ilahi dalam setiap kesukaran dan kebingungan, firmanNya dijanjikan bahwa jawaban ramah akan diberikan padamu. Dan firmanNya tak pernah bisa gagal. Langit dan bumi bisa berlalu, tapi firmanNya tak akan pernah berlalu. Percayalah pada Tuhan, dan kamu tak akan pernah dibingungkan atau dipermalukan. ‘Lebih baik percaya pada Tuhan daripada percaya pada manusia. Lebih baik percaya pada Tuhan daripada percaya pada pangeran-pangeran.’
“Apapun posisi dalam kehidupan yang kita bisa duduki, apapun bisnis kita, kita mesti cukup rendah hati untuk merasakan kebutuhan kita pada pertolongan; kita mesti bergantung secara mutlak pada ajaran-ajaran dari firman Tuhan, mengakui pemeliharaanNya dalam semua hal, dan setia dalam mencurahkan jiwa kita dalam doa. Bergantunglah pada pengertianmu sendiri, saudara-saudara yang kekasih, sementara kamu berjalan di dunia ini, dan kamu akan menuai dukacita dan kekecewaan. Percayalah pada Tuhan dengan segenap hatimu, dan Dia akan membimbing langkah-langkahmu dalam hikmat, dan kepentinganmu akan menjadi aman di dunia ini dan di dunia yang akan datang. Kamu perlu terang dan pengetahuan. Kamu akan ambil nasehat dari Tuhan atau dari hatimu sendiri; kamu akan berjalan dalam bunga api yang kamu nyalakan sendiri, atau akan mengumpulkan bagi dirimu sendiri terang ilahi dari Surya Kebenaran.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 427.
b. Mengapa kita perlu menghentikan diri kita dari banyak bergantung pada orang lain demi bimbingan? Yeremia 17:5–8.
“Ketika kebingungan muncul, dan kesulitan menghadangmu, jangan cari bantuan pada manusia. Percayakan semua pada Tuhan. Praktek untuk membicarakan kesulitan kita pada orang lain hanya membuat kita lemah dan tidak membawa kekuatan pada mereka. Ini meletakkan pada mereka beban dari kekurangan rohani kita, yang mereka tidak bisa legakan. Kita mencari kekuatan dari manusia fana, yang bersalah, ketika kita bisa punya kekuatan dari Tuhan yang tak terbatas, tak bersalah.”—Christ’s Object Lessons, p. 146. 11
Selasa
8 Oktober
3. MENGEMBANGKAN STABILITAS YANG LEBIH BESAR
a. Apa syarat yang kita mesti penuhi sebelum Tuhan bisa menjawab permohonan kita? Yakobus 1:6 (bagian pertama); Markus 11:24. Terangkan satu contoh bagaimana kita bisa bertekad untuk mengembangkan kekuatan dalam hal ini. 1 Korintus 6:3–5.
“Sedikit orang yang menyadari tanggungjawab-tanggungjawab yang terletak pada sedikit pendeta yang memikul beban dalam pekerjaan ini. Saudara-saudara sering kali memanggil orang-orang ini dari pekerjaan untuk mengurusi hal-hal kecil mereka, atau untuk menyelesaikan suatu kesukaran di gereja, yang mereka bisa dan harus selesaikan sendiri. ‘Jika ada di antara kamu yang kekurangan hikmat, biarlah dia minta pada Tuhan, yang memberi kepada semua orang dengan murah hati, dan tidak membangkit-bangkit; dan hikmat akan diberikan padanya. Tapi biarlah dia minta dalam iman, jangan bimbang.’ Dia mesti sungguh-sungguh dan tekun. Jika dia tidak tegas, ragu-ragu terus apakah Tuhan akan benar-benar melakukan seperti Dia telah berjanji, maka ia tak akan menerima apapun.
“Banyak orang melihat pada pendeta mereka untuk membawa terang dari Tuhan kepada mereka, tampaknya berpikir bahwa ini cara yang lebih murah daripada mereka sendiri susah-susah pergi pada Tuhan. Orang-orang demikian rugi banyak. Jika mereka mau tiap hari mengikuti Kristus dan menjadikanNya penuntun dan penasehat mereka, mereka dapat memperoleh pengetahuan yang jelas mengenai kehendakNya, dan dengan demikian memperoleh pengalaman bernilai. Karena kekurangan justru pengalaman ini, saudara-saudara yang mengakui kebenaran berjalan dalam bunga api percikan orang lain; mereka tak kenal baik dengan Roh Tuhan dan tak punya pengetahuan tentang kehendakNya, dan oleh sebab itu mereka gampang meninggalkan iman mereka. Mereka tidak stabil, karena mereka percaya pada orang lain untuk memperoleh pengalaman bagi mereka.”—Testimonies for the Church, vol. 2, pp. 643, 644.
b. Pada apakah orang yang mengaku Kristen yang imannya mulai goyah dibandingkan? Yakobus 1:6 (bagian akhir); Kejadian 49:4 (bagian pertama). Bagaimana kita bisa menghindari ini?
“Iman dari kebanyakan orang Kristen akan goyah jika mereka lalai terus untuk bertemu bersama untuk konperensi dan berdoa.”—Ibid., vol. 4, p. 106.
“Bawa firman Kristus sebagai jaminanmu. Apa Dia tidak mengundangmu untuk datang kepadaNya? Jangan biarkan dirimu sendiri untuk berbicara secara tiada harapan, patah semangat. Jika kamu melakukan demikian kamu akan rugi banyak. Dengan melihat pada penampilan dan terus mengeluh ketika kesukaran dan tekanan datang, kamu memberikan bukti dari imanmu yang lemah, sakit-sakitan. Berbicaralah dan bertindaklah seakan-akan imanmu adalah tak terkalahkan.”—Christ’s Object Lessons, pp. 146, 147. 12
Rabu
9 Oktober
4. MENGHINDARI MENDUA HATI
a. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa doa kita untuk hikmat akan dijawab? Lukas 18:1; Yakobus 1:6, 7.
“[Si] petisi bagi hikmat bukanlah doa yang tanpa arti, yang keluar dari pikiran segera setelah berdoa. Ini adalah doa yang menyatakan kerinduan hati yang kuat, yang sungguh-sungguh, yang muncul dari hati nurani yang kekurangan hikmat untuk menentukan kehendak Tuhan.
“Setelah doa dilayangkan, jika jawaban tidak segera direalisir, jangan lelah menanti dan menjadi tidak stabil. Jangan goyah. Berpaut pada janji, ‘Setialah Dia yang telah memanggil kamu, Dia juga yang akan melakukannya.’ Sama seperti janda yang mendesak, desakkan kasusmu, teguhlah dalam tujuanmu. Apakah obyek doa penting dan berkonsekwensi besar padamu? Tentu. Jadi jangan bimbang, karena imanmu sedang diuji. Jika hal yang kamu rindukan adalah bernilai, itu layak dengan upaya yang sungguh, kuat. Kamu punya janji; berjaga dan berdoa. Teguhlah dan doa akan dijawab; karena bukankah Tuhan yang telah berjanji? Jika itu berongkos sesuatu padamu untuk memperolehnya kamu akan menghargainya lebih ketika diperoleh. Kamu secara jelas disampaikan bahwa jika kamu bimbang kamu tak perlu berpikir bahwa kamu akan menerima apapun dari Tuhan. Hati-hati di sini diberikan untuk tidak menajdi lelah, tapi berpegang teguh pada janji. Jika kamu minta, Dia akan memberimu secara murah hati dan tidak membangkit-bangkit.
“Di sini dimana banyak orang membuat kesalahan. Mereka goyah dari tujuan mereka dan iman mereka gugur. Inilah alasan mereka tidak menerima apapun dari Tuhan, yang adalah Sumber kekuatan kita. Tak seorangpun perlu pergi ke dalam kegelapan, tersandung di sana seperti orang buta; karena Tuhan telah menyediakan terang jika mereka mau menerimanya dalam cara yang ditentukanNya, dan tidak memilih cara mereka sendiri. Dia meminta dari semua satu kinerja yang rajin melakukan kewajiban setiap hari. ”—Testimonies for the Church, vol. 2, pp. 130, 131.
b. Mengapa kita mesti menghindari mendua hati? Yakobus 1:8; Mazmur 86:11.
“Sementara mengaku sebagai orang Kristen, banyak orang punya bentukan dunia pada mereka, dan kecintaan mereka tidak diarahkan pada Tuhan, Mereka mendua hati, berusaha melayani Tuhan dan mamon pada waktu yang sama. . . . Dengan mencoba melayani dua tuan, mereka tak stabil dalam semua jalan mereka, dan tak dapat diharapkan. . . .
“Apa untungnya mengucapkan hal-hal yang menyenangkan, untuk menyesalkan pekerjaan Setan, namun pada saat yang sama masuk dalam penggenapan dari semua alat-alatnya? Inilah artinya sedang menjadi mendua hati.”—The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 7, p. 938. 13
Kamis
10 Oktober
5. MENGINGAT YAKUB
a. Bagaimana Yesus menggambarkan intensitas/kehebatan dengan mana kita harus melayangkan permohonan kita demi kekuatan untuk melaksanakan kehendak Tuhan? Matius 11:12.
“ ‘Kerajaan surga menderita kekerasan, dan kekerasan mengambilnya dengan paksaan. Kekerasan ini terjadi dalam seluruh hati. Untuk menjadi mendua hati berarti menjadi tak stabil. Ketegasan, penyangkalan-diri dan upaya pengabdian diminta untuk pekerjaan persiapan. Pengertian dan hati nurani dapat disatukan; tapi jika kemauan tidak diarahkan untuk bekerja, kita akan membuat kegagalan. Setiap kecakapan dan perasaan mesti dilibatkan. Semangat dan doa sungguh mesti menggantikan kelesuan dan pengabaian. Hanya oleh upaya sungguh, bertekad dan iman pada jasa-jasa dari Kristus dapatlah kita menang, dan memperoleh kerajaan surga. Waktu kita untuk bekerja adalah singkat. Kristus segera datang untuk kedua kali.”—The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 1, p. 1096.
“Dengan kebenaran agung yang kita mendapat kesempatan istimewa untuk terima, kita harus, dan dengan kuasa Roh Kudus kita bisa, menjadi saluran-saluran terang yang hidup. Kita kemudian bisa mendekati tahta rahmat; dan melihat pelangi perjanjian, berlutut dengan hati menyesal, dan mencari kerajaan surga dengan keteguhan rohani yang akan membawa hadiahnya sendiri. Kita ingin mengambilnya dengan mendesak, seperti dilakukan Yakub. Kemudian pekabaran kita akan menjadi kuasa Tuhan untuk keselamatan. Permohonan kita akan menjadi penuh kesungguhan, penuh rasa akan kebutuhan besar kita; dan kita tidak akan disangkal. Kebenaran akan diekspresikan oleh kehidupan dan karakter, dan oleh bibir-bibir yang dijamah dengan bara hidup dari mezbah Tuhan.
“Ketika pengalaman ini menjadi pengalaman kita, kita akan diangkat keluar dari kemalangan kita sendiri, dari kejahatan kita yang kita telah manjakan begitu lembut. Kita akan mengosongkan hati kita dari kekuatan cinta diri yang merusak, dan akan dipenuhi pujian dan syukur pada Tuhan, Kita akan membesarkan Tuhan, Bapa dari semua kasih karunia, yang telah membesarkan Kristus. Dia akan akan menyatakan kuasaNya melalui kita, menjadikan kita seperti sabit-sabit yang tajam dalam ladang panenan. Tuhan memanggil umatNya untuk menyatakan Dia.”—Reflecting Christ, p. 217.
Jumat
11 Oktober
PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI
1. Jelaskan beberapa kunci vital untuk memperoleh hikmat yang lebih besar dari Surga.
2. Apa yang terjadi ketika kita puas dengan bergantung pada pengetahuan manusia?
3. Bagaimana saya bisa melakukan peran/bagian saya untuk membebaskan para pendeta supaya para pendeta focus pada jiwa-jiwa baru?
4. Dalam bidang-bidang apa dalam kehidupan dimana saya bisa lebih mendua hati daripada yang saya sadari?
5. Terangkan kuasa dan relevansi/perlunya soal pergumulan Yakub untuk hari-hari terakhir ini.